Monday, March 4, 2024

KEPEMIMPINAN MURID

 Program yang berdampak menumbuhkan Kepemimpinan Murid

Murid merupakan aset yang paling penting bagi negara, oleh karena itu murid haruslah mempunyai karakter yang nantinya akan menjadi calon calon pemimpin masa depan. Seorang pemimpin harus mempunyai karakter yang baik dan menjadi contoh bagi orang lain. Banyak sekali program dari pemerintah yang bertujuan dan mengarahkan ke kepemimpinan masa depan. Contoh program pemerintah di dunia pendidikan yaitu dengan memasukkan program profil pelajar pancasila dengan tujuan memupuk karakter murid sesuai dengan adat budaya Indonesia diantaranya:

1. Beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia

Setiap manusia mempunyai suatu kenyakinan yang perlu dijunjung tinggi, menghormati dan saling memahami bahwa semua agama/ keyakinan mempunyai tujuan agar manusia itu beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. Murid haruslah memahami dan menghormati kondisi heterogen yang ada dilingkungan sekolah mereka. Karakter tersebut merupakan bagian dari jiwa kepemimpinan.

2. Berkebinekaan global

Letak geografis Indonesia terdiri dari kepulauan yang pasti mempunyai perbedaan budaya, adat istiadat, kebiasaan dan keyakinannya. Dengan perbedaan tersebut, murid diharapkan memahami dan menyadari serta menghormati bahwa perbedaan itu merupakan aset negara yang harus dijaga bersama dan dikembangkan sesuai daerahnya masing masing. Murid menyadari akan perbedaan tersebut sehingga mempunyai penilaian bahwa perbedaan itu merupakan suatu bentuk kreatifitas, kearifan daerah yang merupakan potensi bangsa Indonesia. Murid menghormati perbedaan suku, agama adalah alat pemersatu bangsa, bagian bersama untuk mewujudkan manuasia yang bertaqwa kepada Tuhan mereka masing masing.

3. Bergotong royong

Merupakan karakter dari bangsa Indonesia, saling membantu dan bekerjasama untuk membangun kebersamaan, dengan prinsip semua pekerjaan jika dikerjakan secara bersama sama akan selesai dengan cepat dan baik dikarenakan ada sistem control dari yang lainnya. Murid haruslah mampu membangun rasa gotong royong diantara teman dan warga sekolah.

4. Mandiri

Kemandirian merupakan karakter seorang pemimpin yang harus dilatih dengan berbagai kegiatan atau pengalaman pengalaman yang sifatnya menumbuhkan sifat karakter yang mandiri. Tidak bergantung pada orang lain, justru dapat menciptakan ide kreatif, gagasan yang dapat menumbuhkan atau menciptakan kemandirian. Dapat beradaptasi yang baik dalam kondisi atau situasi apapun dan dimanapun murid berada.

5. Bernalar Kritis

Menumbuhkembangkan kemampuan murid untuk mengambil keputusan yang bertanggungjawab dan merefleksi setiap kegiatannya serta belajar dari situasi yang terjadi. Murid akan selalu menemukan solusi solusi yang baik dengan mempertimbangkan segala sesuatunya, baik dan tidaknya dalam pengambilan suatu keputusan.

6. Kreatif

Melatih murid agar berfikir kreatif mencari solusi disetiap ada permasalahan dan berani mengambil sikap untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan serta mengambil resiko disetiap permaslahan dengan ide ide kreatifnya.

Untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid ada tiga hal yang perlu dilakukan antara lain:

a. Memberikan kesempatan kepada murid untuk bersuara atau menyampaikan ide dan gagasannya melalui pertanyaan pertanyaan yang disampaikan oleh guru atas dasar permasalahan yang perlu dicarikan solusinya.

b. Memberikan kesempatan kepada murid untuk menentukan pilihan atas ide ide dan gagasa gagasan yang disampaikan dengan pertimbangan segi manfaat dan positifnya terhadap sekolah dan bagi kelancaran pembelajaran.

sumber gbr. google

c. Pilihan yang dipilih oleh murid dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dilaksanakan dengan segala kemungkinan kemungkinan yang terjadi dan merefleksi kegiatan agar dapat dievaluasi serta mendapatkan ide baru dalam pengembangan kegiatan yang dilaksanakan (kepemilikan).

contoh kegiatan:

Disekolah A tampak beberapa gedung yang terlihat kotor, tanpa warna dan tembok yang sudah berlumut. Melihat kondisi seperti itu, guru seni budaya disekolah tersebut yang bernama DPG menyampaikan kondisi sebagian tembok sekolah yang rusak kepada murid dikelas, dan memberikan pertanyaan kepada murid antara lain: 1. Apa yang dapat dilakukan agar sebagian tembok sekolah yang berlumut, cat dasar tembok mengelupas dan kotor? 2. Mengapa semua tembok disekolah harus baik dan bagus? 3. Bagaimanakah caranya agar sebagian tembok sekolah yang rusak tampak bagus? dari pertanyaan tersebut banyak murid yang berpendapat bahwa tembok harus dicat, diwarnai dan digambar mural agar terlihat bagus dan indah. Ide murid kemudian disampaikan kepada kepala sekolah untuk dibijaki agar keinginan murid terfasilitasi dengan baik. Setelah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan kepala sekolah, hasilnya disampaikan ke murid bahwa mereka diijinkan untuk menggambar mural pada media tembok yang rusak agar terlihat baik dan indah. Murid secara berkelompok menentukan konsep gambar yang akan digambar pada media tembok serta yang dibutuhkan apa saja untuk membuat lukisan/gambar mural ditembok. Bersama sama kelompoknya murid melaksanakan idenya untuk membuat gambar mural mulai tahapan persiapan sampai proses menggambar dan finishing. Gambar mural sudah jadi dan tembok yang rusak sudah terlihat baik/ indah karena sentuhan gambar dari murid. Dikegiatan inilah kepemimpinan murid terbentuk dengan baik, Profil Pelajar Pancasila dan rasa tanggungjawab atas segala kemungkinan kemungkinan yang terjadi dengan solusinya akan terbangun.

Semua kegiatan diatas untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid, rasa tanggungjawab dan rasa nasionalisme serta memberikan ruang kebebasan berpendapat, mengungkapkan gagasan dan ide kreatifnya. 2ChoiceG



 

Tuesday, February 27, 2024

Refleksi Paradigma, Prinsip dan Konsep Pengambilan keputusan

 PARADIGMA, PRINSIP DAN KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG PEMIMPIN

Seorang pemimpin haruslah memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, ataupun lingkungan dimana dia tinggal. Tidak hanya itu saja, pemimpin juga harus dapat memberikan motivasi,penyemangat serta menjadi sumber inovasi bagi masyarakat. Usulan atau kritikan bukan merupakan hal yang tidak baik bagi seorang pemimpin, namun sebagai evaluasi dan bentuk kepedulian masyarakat kepada seorang pemimpin agar mengevaluasi diri dengan harapan lebih baik. Menerima masukan, evaluasi, kritikan yang baik adalah sebuah bentuk dukungan masyarakat dan hal itu harus didukung dan diperbaiki serta dilaksanakan oleh seorang pemimpin. 

masukan, kritikan diperhatikan sebagai evaluasi diri

Sesuai dengan apa yang menjadi dasar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Sifat dasar itu yang harus dimiliki seorang pemimpin dari jiwa dan kepribadiannya. Pemimpin dituntut untuk dapat mengayomi semua masyarakat atau semua warga sekolah (jika lingkungan disekolah), jadi semua kebijakan, keputusan yang diambil haruslah tepat. Pengambilan keputusan haruslah memilah apakah itu merupakan suatu peraturan yang tidak bisa diganggu gugat dasar hukumnya atau peraturan yang sementara atau peraturan yang tidak mengikat secara hukum. Contoh, jika suatu permasalahan yang akan diselesaikan merupakan masalah yang bertentangan dengan hukum dan itupun jelas dasar hukumnya serta tertulis dalam peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan menurut UUD 1945, peraturan kepolisian tentang tertib lalu lintas, peraturan tersebut sudah jelas permasalahannya bertentangan dengan peraturan dan sudah jelas benar dan salahnya, maka dapat dengan mudah diputuskan pengambilan keputusannya. Namun jika permasalahan tersebut terkait dilema etika, maka banyak hal yang harus dipertimbangkan. Praduga tidak bersalah memang diperlukan sebelum mengambil suatu keputusan, memanusiakan manusia dan menyadari pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna dan menghormati setiap perbedaan bukanlah suatu hal yang negatif. 

menyadari perbedaan merupakan hal yang wajar

Pemimpin haruslah inovatif dalam segala hal terkait mencari informasi yang benar dengan pembicaraan coaching untuk menggali informasi atau mencari fakta fakta yang berupa informasi. Mampu berkolaborasi dengan siapapun merupakan diantara karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin serta akan merefleksi diri tentang keputusan  atau langkah yang telah diambil.

Pengambilan keputusan pastilah akan ada pengaruh terhadap warga sekolah, namun keputusan yang tidak terburu buru dengan pertimbangan pertimbangan banyak hal diantaranya:

1. melihat momennya ketika akan memutuskan suatu putusan.

2. melihat sosial emosional keadaan jiwa seseorang, sosial emosional seseorang dapat tergugah dan menjadi suatu hal buruk ketika banyaknya masalah yang dihadapi. Keputusan yang diambil seorang pimpinan jangan sampai menyinggung sosial emosional warga sekolah yang mengakibatkan adanya aksi dan reaksi. Maka dariitu keterampilan sosial sangatlah penting dimiliki oleh seorang pimpinan untuk mengetahui karakter, kondisi spikologi seseorang.

3. mengumpulkan fakta atau bukti yang berkaitan untuk menguatkan keputusan.

4. terima dan kaji masukan masukan dari seluruh warga sekolah dengan membandingkan keadaan yang sebenarnya.

Ketika pengambilan keputusan itu berdampak negatif terhadap beberapa orang atau warga sekolah, maka keterampilan coaching kita gunakan untuk memberikan pemahaman agar mereka menyadari apa yang diputuskan itu benar. Keputusan yang diambil haruslah berdampak positif, diterima semua pihak, kondusif, aman dan nyaman bagi semua warga sekolah terutama murid dengan cara:

1. keputusan yang diambil merupakan keputusan yang sepenuhnya berpihak pada warga sekolah/ khususnya murid.

2. keputusan tidak sepihak, namun mempertimbangkan saran dan masukan dari orang lain.

3. keputusan yang diambil tidak terburu buru, akan tetapi memiki bukti dan fakta yang cukup.

4. keputusan yang bertanggungjawab.

komunikasi sangatlah penting sebelum pengambilan keputusan

Semua keputusan yang merubah dari kebiasaan kurang baik menjadi baik sangatlah sulit apalagi sudah menjadi budaya di lingkungan sekolah, namun komunikasi, pendekatan sosial dan emosional perlu dilakukan sebelum memutuskan perubahan tersebut. Intinya kemampuan komunikasi, koordinasi, kolaborasi dan relasi sangatlah dibutuhkan bagi seorang pemimpin. Jangan sampai keputusan yang diambil nantinya akan merugikan banyak orang atau merugikan masa depan murid. Keputusan yang mengandung nilai kebajikan universal serta memaklumi adanya perbedaan itu wajar. Setiap sekolah mempunyai karakter dan permasalahan sendiri sendiri, faktornya adalah diantaranya budaya, kebiasaan, lingkungan geografis sekolah tersebut. Memilah permasalahan dengan 3 prinsip pengambilan keputusan itu perlu. Tiga prinsip tersebut adalah berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli. Jika permasalahan tersebut berbenturan dengan aturan yang ada, maka dasar keputusannya adalah benar atau salah. Aturan dari pemerintah, perundang undangan, ketetapan presiden merupakan aturan yang baku dan tidak perlu kita meminta pertimbangan orang lain jika dasar hukumnya sudah ada seperti peraturan pemerintah. Paradigma dilema etika yang kerap terjadi diantaranya:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)


duduk bersama untuk mengambil suatu keputusan bersama

permasalahan dilingkungan sekolah biasanya tidak terlepas dari 4 paradigma diatas, tetapi seperti yang disampaikan diatas, seorang pemimpin harus membedakan permasalahan berdasarkan 3 prinsip. Memilah kasus itu merupakan dilema etika atau kesadaran moral itu penting. Konsep pengambilan keputusanpun sangatlah penting. Adapun konsep pengambilan keputusan antara lain:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih seksama, penting bagi kita untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Kedua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betulbetul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.

 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.

4. Pengujian benar atau salah

a. Uji Legal Pertanyaan penting di uji legal ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.

b. Uji Regulasi/Standar Profesional Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

c. Uji Intuisi Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

d. Uji Publikasi Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.

e. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral yaitu benar atau salah.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini? - Individu lawan kelompok (individual vs community) - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang samasama penting.

6. Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.

8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal. Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins P.

Friday, February 16, 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 "PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG PEMIMPIN PEMBELAJARAN"

 PARADIGMA, PRINSIP DAN KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG PEMIMPIN

Seorang pemimpin haruslah memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, ataupun lingkungan dimana dia tinggal. Tidak hanya itu saja, pemimpin juga harus dapat memberikan motivasi,penyemangat serta menjadi sumber inovasi bagi masyarakat. Usulan atau kritikan bukan merupakan hal yang tidak baik bagi seorang pemimpin, namun sebagai evaluasi dan bentuk kepedulian masyarakat kepada seorang pemimpin agar mengevaluasi diri dengan harapan lebih baik. Menerima masukan, evaluasi, kritikan yang baik adalah sebuah bentuk dukungan masyarakat dan hal itu harus didukung dan diperbaiki serta dilaksanakan oleh seorang pemimpin. 

masukan, kritikan diperhatikan sebagai evaluasi diri

Sesuai dengan apa yang menjadi dasar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Sifat dasar itu yang harus dimiliki seorang pemimpin dari jiwa dan kepribadiannya. Pemimpin dituntut untuk dapat mengayomi semua masyarakat atau semua warga sekolah (jika lingkungan disekolah), jadi semua kebijakan, keputusan yang diambil haruslah tepat. Pengambilan keputusan haruslah memilah apakah itu merupakan suatu peraturan yang tidak bisa diganggu gugat dasar hukumnya atau peraturan yang sementara atau peraturan yang tidak mengikat secara hukum. Contoh, jika suatu permasalahan yang akan diselesaikan merupakan masalah yang bertentangan dengan hukum dan itupun jelas dasar hukumnya serta tertulis dalam peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan menurut UUD 1945, peraturan kepolisian tentang tertib lalu lintas, peraturan tersebut sudah jelas permasalahannya bertentangan dengan peraturan dan sudah jelas benar dan salahnya, maka dapat dengan mudah diputuskan pengambilan keputusannya. Namun jika permasalahan tersebut terkait dilema etika, maka banyak hal yang harus dipertimbangkan. Praduga tidak bersalah memang diperlukan sebelum mengambil suatu keputusan, memanusiakan manusia dan menyadari pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna dan menghormati setiap perbedaan bukanlah suatu hal yang negatif. 

menyadari perbedaan merupakan hal yang wajar

Pemimpin haruslah inovatif dalam segala hal terkait mencari informasi yang benar dengan pembicaraan coaching untuk menggali informasi atau mencari fakta fakta yang berupa informasi. Mampu berkolaborasi dengan siapapun merupakan diantara karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin serta akan merefleksi diri tentang keputusan  atau langkah yang telah diambil.

Pengambilan keputusan pastilah akan ada pengaruh terhadap warga sekolah, namun keputusan yang tidak terburu buru dengan pertimbangan pertimbangan banyak hal diantaranya:

1. melihat momennya ketika akan memutuskan suatu putusan.

2. melihat sosial emosional keadaan jiwa seseorang, sosial emosional seseorang dapat tergugah dan menjadi suatu hal buruk ketika banyaknya masalah yang dihadapi. Keputusan yang diambil seorang pimpinan jangan sampai menyinggung sosial emosional warga sekolah yang mengakibatkan adanya aksi dan reaksi. Maka dariitu keterampilan sosial sangatlah penting dimiliki oleh seorang pimpinan untuk mengetahui karakter, kondisi spikologi seseorang.

3. mengumpulkan fakta atau bukti yang berkaitan untuk menguatkan keputusan.

4. terima dan kaji masukan masukan dari seluruh warga sekolah dengan membandingkan keadaan yang sebenarnya.

Ketika pengambilan keputusan itu berdampak negatif terhadap beberapa orang atau warga sekolah, maka keterampilan coaching kita gunakan untuk memberikan pemahaman agar mereka menyadari apa yang diputuskan itu benar. Keputusan yang diambil haruslah berdampak positif, diterima semua pihak, kondusif, aman dan nyaman bagi semua warga sekolah terutama murid dengan cara:

1. keputusan yang diambil merupakan keputusan yang sepenuhnya berpihak pada warga sekolah/ khususnya murid.

2. keputusan tidak sepihak, namun mempertimbangkan saran dan masukan dari orang lain.

3. keputusan yang diambil tidak terburu buru, akan tetapi memiki bukti dan fakta yang cukup.

4. keputusan yang bertanggungjawab.

komunikasi sangatlah penting sebelum pengambilan keputusan

Semua keputusan yang merubah dari kebiasaan kurang baik menjadi baik sangatlah sulit apalagi sudah menjadi budaya di lingkungan sekolah, namun komunikasi, pendekatan sosial dan emosional perlu dilakukan sebelum memutuskan perubahan tersebut. Intinya kemampuan komunikasi, koordinasi, kolaborasi dan relasi sangatlah dibutuhkan bagi seorang pemimpin. Jangan sampai keputusan yang diambil nantinya akan merugikan banyak orang atau merugikan masa depan murid. Keputusan yang mengandung nilai kebajikan universal serta memaklumi adanya perbedaan itu wajar. Setiap sekolah mempunyai karakter dan permasalahan sendiri sendiri, faktornya adalah diantaranya budaya, kebiasaan, lingkungan geografis sekolah tersebut. Memilah permasalahan dengan 3 prinsip pengambilan keputusan itu perlu. Tiga prinsip tersebut adalah berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli. Jika permasalahan tersebut berbenturan dengan aturan yang ada, maka dasar keputusannya adalah benar atau salah. Aturan dari pemerintah, perundang undangan, ketetapan presiden merupakan aturan yang baku dan tidak perlu kita meminta pertimbangan orang lain jika dasar hukumnya sudah ada seperti peraturan pemerintah. Paradigma dilema etika yang kerap terjadi diantaranya:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)


duduk bersama untuk mengambil suatu keputusan bersama

permasalahan dilingkungan sekolah biasanya tidak terlepas dari 4 paradigma diatas, tetapi seperti yang disampaikan diatas, seorang pemimpin harus membedakan permasalahan berdasarkan 3 prinsip. Memilah kasus itu merupakan dilema etika atau kesadaran moral itu penting. Konsep pengambilan keputusanpun sangatlah penting. Adapun konsep pengambilan keputusan antara lain:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih seksama, penting bagi kita untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Kedua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betulbetul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.

 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.

4. Pengujian benar atau salah

a. Uji Legal Pertanyaan penting di uji legal ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.

b. Uji Regulasi/Standar Profesional Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

c. Uji Intuisi Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

d. Uji Publikasi Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.

e. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral yaitu benar atau salah.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini? - Individu lawan kelompok (individual vs community) - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang samasama penting.

6. Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.

8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal. Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins P.

Friday, December 25, 2020

Kreatifitas ada karena kondisi dan situasi Lingkungan

 Kreatifitas untuk merubah dan membentuk tatanan baru

Pada masa pademi covid-19 dimana setiap orang merasa terbatasi geraknya, namun tidak sedikit pula yang saling menunjukkan kegiatan dimasa pademi melalui media media sosial. Diantara pilihan yang paling gampang dilakukan adalah berkebun atau bercocok tanam. Hal ini sangat mudah dilakukan dan tidak sulit untuk dilakukan. Yang sebelumnya halaman rumah mereka tidak tampak dengan warna warni bunga, karena masa pademi banyak sekali jenis bunga atau tanaman yang tergantung dan tertanam di halaman rumah. Kegiatan baru seperti diatas menjadi dampak yang sangat positif, munculnya kreatifitas karena situasi dan kondisi yang dialami oleh manusia. 

Kreatifitas muncul bisa juga karena ingin mengubah prilaku lama manusia yang dianggap kurang baik, sehingga terbersit untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan kreatif dari kelompok anak muda kelurahan Dawuhan Situbondo mencoba memfungsikan sungai yang kesehariannya untuk tempat mencuci pakaian, mandi, bahkan untuk membuang sampah. Himbauan melalui RT/RW bahkan menggunakan banner sudah dilakukan oleh pihak terkait. Dua atau tiga hari bisa dilihat hasilnya yaitu tidak ada masyarakat dibantaran sungai yang mandi, mencuci dan membuang sampah disungai, namun setelah itu kebiasaan yang kurang baik terjalani lagi. Bukan karena mereka tidak punya kamar mandi atau pemerintah daerah tidak menyediakan tempat WC umum, namun kebiasaan yang kurang baik harus dirubah. Para pemuda kreatif ini menambah fungsi sungai yang sebagai irigasi menjadi tempat wisata dan pusat pertanian ikan. Dibuatnya keramba keramba ikan yang diletakkan ditengah sungai dan menutup akses warga yang akan mandi, mencuci bahkan membuang sampah dengan membuat miniatur miniatur kota, menara menara terkenal untuk dinikmati sebagai pusat rekreasi fotografi.


Miniatur menara eiffel berada ditengah tengah sungai
Pada malam haripun sekarang menjadi tempat rekreasi dan sebagai tempat pasar rakyat yang tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar sungai.



foto pada malam hari
Kreatifitas ada karena kita dipacu keadaan dan berfikir keras bagaimana agar masyarakat tidak kesungai untuk mandi, mencuci bahkan membuang sampah. Apa yang telah dilakukan para pemuda kreatif ini patut diapresiasi dan dicontoh oleh pemuda yang lain. kita tidak bisa melarang masyarakat untuk tidak membuang sampah disungai dengan kalimat atau teguran yang menakutkan, tapi dengan cara yang telah dilakukan pemuda kreatif masyarakat dibantaran sungai sadar dengan fungsi sungai untuk masyarakat lainnya. 2ChoiceG




Tuesday, July 14, 2020

PAMERAN SENI RUPA VIRTUAL 2020

PAMERAN SENI RUPA" PEDULI INDONESIA" TAHUN 2020


  Merupakan tekad kita bersama untuk terus berkarya walaupun kondisi tidak memungkinkan berkumpul, bertemu dan melaksanakan kegiatan pameran seni rupa yang mengundang kerumunan massa di masa pademi covid-19. Jalan menuju kebersamaan bisa dengan cara komunikasi dan saling memahami antara kita semua. Apa yang harus kita berikan kepada dunia pendidikan kalau hanya berdiam diri dan melihat apa yang terjadi serta hanya menjadi penikmat jalannya kehidupan saja. Kita maju bersama dan sukses semua, demi dunia pendidikan di Situbondo dan Jawa Timur.
  Di acara kegiatan Pameran Seni Rupa MGMP Seni Budaya Kabupaten Situbondo mendapat respon yang sangat baik oleh kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Bondowoso meliputi Kabupaten Bondowoso dan Situbondo. Apresiasi yang diberikan oleh Drs. H. Sugiono Eksantoso, M.Pd kepada peserta pameran ini menjadi penyemangat bagi kami untuk melaksanakan kegiatan serupa. Begitupula yang disampaikan oleh H. Yoyok Mulyadi (Wakil Bupati Situbondo) sangat mengapresiasi pameran ini dan berharap agar kegiatan seperti ini perlu mendapatkan perhatian oleh semua kalangan masyarakat, tidak hanya penikmat seni tetapi dari instansi atau lembaga terkait. Besar harapan beliau kedepan ada pelukis atau seniman muda yang bermunculan dikabupaten Situbondo dan karyanya menjadi koleksi dari kolektor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kegiatan pameran virtual dibuka oleh wakil bupati Situbondo dengan menorehkan goresan pada kanvas dan dilanjutkan oleh peserta pameran goresan tersebut hingga menjadi lukisan. Pada pameran kali ini tidak ada open art seperti acara pameran yang dilaksanakan sebelumnya, tetapi kami mempunyai tujuan khusus pada kegiatan pameran kali ini.
Adapun tujuan diselenggarakan pameran virtual ini yaitu:
1. Sebagai rasa syukur kepada Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan nikmat kemampuan dan      bakat dalam menuangkan keindahan.
2. Ingin menghibur masyarakat dalam masa pademi covid-19, agar tidak hanya mendengar dan                melihat informasi yang menyeramkan tentang berita pademi ini.
3. Membuka wawasan tentang seni rupa sebagai alat atau media publikasi dan informasi 
4. Melestarikan budaya Nusantara yang selama ini hampir tidak dikenal oleh generasi milineal
5. Sebagai media belajar siswa dalam mengapresiasi karya seni rupa
6. Untuk memotivasi siswa untuk terus berbuat, berkarya untuk negeri

Pameran seni rupa ini diikuti oleh guru guru seni rupa SMA yang berada di kabupaten Situbondo. Adapun karya yang ditampilkan pada pameran ini :
1. Seni Lukis
karya lukis MGMP seni budaya SMA kabupaten Situbondo












Hasil karya lukisan melanjutkan goresan dari Wakil Bupati Situbondo H. Yoyok  Mulyadi

2. Seni kriya
Karya kriya MGMP seni budaya SMA kabupaten Situbondo







3. Seni Fotografi
Karya fotografi MGMP seni budaya SMA kabupaten Situbondo





Kepanitiaan Pameran Seni Rupa 2020 "Peduli Indonesia"
Pelindung
Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Bondowoso (H. Sugiono Eksantoso, M.Pd)
Penasihat
Wakil Bupati Situbondo (H. Yoyok Mulyadi)
Pembina
Drs. Nurhidayat Yuliadi, M.Pd
Ketua
Ketua MGMP Seni Budaya SMA Situbondo ( Dwi Pilihan Golkaryadi, S.Pd)
Sekretaris
Wahyu Ferdian, S.Pd
Panitia
Nining Maryani, S.Sn. M.Pd
Sri Setyowati, S.Pd
Moh. Yudik Hairur Rasyid, S.Pd. M.Pd
Uke Indhu Anughrani Putri, S.Pd
Jiefri Gunawan, S.Pd
Andriyanto, S.Pd
Dimas Reza, S.Pd

Selamat Mengapresiasi karya MGMP Seni Budaya SMA kab. Situbondo, semoga yang kami tampilkan bermanfaat untuk semua penikmat seni dan sesama profesi sebagai pendidik. 
Salam seni dan budaya



Wednesday, June 3, 2020

Pameran Seni Rupa " Peduli Indonesia " 2020

Kegiatan Pameran Seni Rupa 2020
Merupakan kegiatan terprogram dari kelompok MGMP Seni Budaya SMA di Kabupaten Situbondo sebelum masa pademi covid-19 melanda nusantara. Sebagai tindak lanjut program tersebut agar kreatifitas para guru seni budaya yang berada di naungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bondowoso meliputi Kabupaten Bondowoso dan Situbondo tetap berjalan serta dapat menghibur masyarakat, siswa/i yang sedang belajar/ berkegiatan dirumah. Tajuk kegiatan pameran ini " Peduli Indonesia", kami berkeinginan melalui media elektronik blogger ini dapat memberikan sajian yang menarik untuk tetap beraktifitas dirumah dan berbagi pengalaman dalam berkesenian. 


Adapun pelaksanaan Pameran ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Karya yang ditampilkan berupa karya 2 dimensi dan 3 dimensi meliputi karya lukis, photografi, batik, kerajinan, keramik dll. Kami di kelompok MGMP Seni Budaya ini memiliki bermacam macam keahlian karena memang jurusan yang diampuh berbeda ketika dimeja kuliah. Karena keinginan dan tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pengalaman berbagi ilmu untuk kota Situbondo dan khususnya dunia pendidikan. Kami harus berbuat yang terbaik untuk dunia pendidikan agar cita cita pendahulu kita yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara tercapai. Tunggu karya karya kami di alamat ini untuk diapresiasi oleh semua pencinta dan penikmat keindahan. Salam budaya. 2ChoiceG

Tuesday, March 26, 2019

Apa itu Mistar Ornament

Gambar Mistar Ornament

Mistar ornament adalah gambar ornament yang terbentuk dari goresan menggunakan alat bantu mistar dan menghasilkan ornament yang simetris. Bidang yang digunakan untuk membuat gambar mistar ornament adalah bidang-bidang yang simetris. Alat-alat yang digunakan untuk membuat karya Mistar Ornament antara lain: penggaris siku, jangka, pensil, drawing pen dan rafido. Contoh hasil karya mistar ornament :






Dalam menggambar ornamen mistar dituntut ketelitian menggunakan teknik yang benar dan ukuran-ukuran yang tepat karena gambar seperti ini merupakan bagian dari menggambar teknik, seperti gambar arsitektur (interior maupun eksterior). Dengan kata lain, menggambar ornamen mistar merupakan langkah awal untuk belajar gambar teknik seperti gambar proyeksi dalam desain arsitektur.Gambar ornamen mistar banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel/ keramik lantai, desain plafon, kaca hias, desain teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-lain. Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris seperti, lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya. Namun, dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya tetap menggunakan alat bantu yang telah disebutkan di atas. Berikut ini cara membuat segi tiga sama sisi didalam lingkaran:
1. B
uatlah lingkaran dengan diameter atau jari-jari yang ditentukan oleh guru pengajar dikelas.


         2.  Pergunakan jangka kalian dan buatlah setengah lingkaran dari titik b ke titik o kesamping                    kanan dan kiri lingkaran. lihat contoh gambar dibawah.
3. Garis setengah lingkaran yang memotong lingkaran dihubungkan dengan garis. garis yang                    dihasilkan merupakan panjang sisi segi tiga sama sisi. lihat contoh gambar dibawah.
4. Hubungkan perpotongan garis 1 dan 2 ke titik a. seperti contoh gambar dibawah, sehingga                  terbentuklah segitiga sama sisi.
Demikian cara pembuatan segi tiga sama sisi dengan alat bantu penggaris dan jangka. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa kembali di materi selanjutnya. 2ChoiceG